Identifikasi Filum Echinodermata dan Filum Mollusca
Identifikasi Filum Echinodermata dan Filum
Mollusca
Nur Fiqhia Miftahul
Jannah
Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan , Institut Agama Islam Negeri Jember
NIM:
T20158032
ABSTRAK
Tujuan penelitian yaitu untuk
mengidentifikasi karakter morfologi dari spesimen temuan Filum Echinodermata
dan Filum Mollusca. Pengidentifikasian tersebuat berguna untuk menemukan
klasifikasi dari setiap spesimen serta mengetahui hubungan kekerabatan
(kladogram) dan evolusi pada tiap filum melalui karakter morfologinya. Metode yang
digunakan yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung menggunakan indera
dan alat bantu berupa lup. Hasil yang didapatkan yaitu teridentifikasinya spesimen
Filum Echinodermata bahwa terdiri dari spesies Ophiocoma echinata,
Holothuria indica, dan
Arbacia sp. Pada spesimen Filum Mollusca teridentifikasi bahwa
terdiri dari spesies Loligo
sp., Anodonta anatina, dan Achantina fulica. Hasil hubungan
kekerabatan (kladogram) dan evolusi dari tiap filum teridentifikasi bahwa pada
filum Echinodermata spesies Holothuria indica memiliki karakter
paling kompleks dan spesies Arbacia sp. yang memiliki hubungan paling
dekat dengannya. Pada filum Mollusca spesies Anodonta anatina yang memiliki
karakter paling kompleks dan memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan
spesies Loligo sp.
Kata kunci: Identifikasi/Echinodermata/Mollusca
.
PENDAHULUAN
Echinodermata
merupakan hewan invertebrata yang memiliki duri pada permukaan kulitnya. Echinodermata
memiliki sekitar 7000 spesies hidup yang teridentifikasi dan sekitar 13.000
spesies punah yang diketahui dari catatan fosil. Filum ini sangat besar tanpa spesies
bentuk air tawar atau terestrial. Semua echinodermata adalah organisme yang
ditemukan di lingkungan laut. Echinodermata menghuni kedalaman mulai dari
perairan dangkal pada garis pasang ke laut dalam (Mulcrone, 2005).
Filum
Echinodermata memiliki ciri-ciri sebagai berikut : tubuhnya simetrik radial,
umumnya pentameri (bersegi lima), tidak ada segmentasi, dinding tubuh tersusun
dari theka kapur yang dapat membentuk endoskeleton dan duri-duri eksternal,
memiliki saluran pencernaan yang umumnya lengkap, sistem hidrovaskuler dengan
kaki-kaki yang berfungsi untuk pergerakan (kaki ambulakral), sifat kelamin
dieseus, telur biasanya dibuahi di dalam air laut, larvanya mikroskopis dan
mempunyai silia, semua anggotanya hidup di laut (Fernandez, 2008).
Filum Echinodermata terdiri atas 5 kelas,
yaitu Asteroidea (bintang laut), Ophiuroidea (bintang mengular), Echinoidea (bulu
babi), holothuroidea (timun laut), dan Crinoidea (lili laut). Masing-masing
dari kelas tersebut memiliki peranan tersendiri terhadap ekologi laut.
Asteroidea (bintang laut) dan Ophiuroidea (bintang mengular) memiliki peranan sebagai
pelindung karang dari pertumbuhan alga yang berlebihan. Holothuroidea dan
Echinoidea memiliki peranan sebagai pendaur ulang nutrien. Echinodermata disebut
sebagai kunci ekologi yang berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut (Rani,
2015).
Molluska
adalah filum binatang yang paling sukses dalam hal jumlah spesies. Ada
sekitar 110.000 spesies yang dikenal sains yang sebagian besar adalah laut. Mereka
menempati habitat yang sangat luas, baik di perairan maupun darat, dari lautan
Arktik hingga sungai tropis kecil dan dari lembah ke gunung-gunung dengan
ketinggian 7.000 meter, ada beberapa yang beradaptasi untuk hidup di gurun dan
beberapa parasit (Mr Gordon, 2017).
Moluska
berasal dari bahasa Romawi yaitu molis yang berarti lunak. Moluska merupakan
binatang yang berdaging dan tidak bertulang, ada yang dilindungi cangkang dan ada
pula yang tidak dilindungi cangkang. Bentuk cangkang bermacam-macam, ada yang
bercangkang tunggal (Gastropoda), bercangkang berganda (Bivalvia), berbentuk
tanduk (Scaphoda), berlapis-lapis sepertisusunan genting (Polyplacophora) dan
yang bercangkang di dalam tubuh, misalnya Loligo sp. Moluska adalah hewan
simetri bilateral, bertubuh lunak dan tidak bersegmen. Kebanyakan dari
anggotanya mempunyai cangkang yang terbuat dari zat kapur dengan bentuk
beranekaragam. Filum Moluska dibagi tujuh kelas yaitu Aplacophora,
Monoplacophora, Polyplacophora, Scaphopoda,Gastropoda, Pelecypoda dan
Cephalopoda (Karya Tulis Ilmiah, 2018).
Setiap
kelas dari Filum Echinodermata dan Filum Mollusca memiliki karakteristik yang
berbeda-beda sebagai karakter khas yang membedakan antar tingkat kelas sampai tingkat
spesies. Terdapat tiga kelas dari spesimen Filum Mollusca yang ditemukan yaitu
kelas Cepalophoda spesies Loligo sp., kelas Gastropoda spesies Achatina
fulica, dan kelas Bivalvia spesies Anodonta anatina. Pada spesimen Filum
Echinodermata terdapat tiga kelas yang ditemukan yaitu kelas Ophiuroidea spesies
Ophiocoma echinata, Holothuroidea spesies Holothuria indica, dan kelas
Echinoidea spesies Arbacia sp.. Setiap spesies ini menampakkan
karakter morfologi yang khas sehingga, dapat membantu menemukan klasifikasinya
dan membuat kladogram. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologi tiap spesimen untuk
membantu menemukan klasifikasinya dan mengetahui hubungan kekerabatan antar
spesies pada tiap Filum.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian terhadap spesimen yaitu
di laboratorium Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan pada hari Senin tanggal 16
April 2018 pada pukul 10.30-12.00 wib. Alat-alat yang digunakan yaitu lup, baki
(papan seksi), pinset, dan silet. Bahan yang digunakan untuk penelitian yaitu
spesimen filum Echinodermata dan filum Mollusca.
Penelitian yang dilakukan dengan mengamati
karakteristik morfologi spesimen yang telah diletakkan diatas papan seksi
(baki) menggunakan kaca pembesar (lup). Adapun karakter morfologi yang diamati
untuk filum Echinodermata meliputi warna tubuh, keadaan aboral dan keadaan oral,
dan karakter morfologi khusus yang dimiliki oleh setiap spesimen.
Pada
filum Mollusca yang diamati meliputi bentuk tubuh, warna tubuh, simetri tubuh,
ukuran tubuhnya, ada tidaknya tentakel. Setelah melakukan pengamatan terhadap
karakter morfologi tubuhnya, hasil digambarkan pada tabel dengan memberi
keterangan pada setiap bagian tubuhnya. Dengan mengetahui karakteristik
morfologi tubuh spesimen, maka akan mempermudah menemukan klasifikasi spesimen
mulai tingkat Kingdom sampai spesies kemudian, membuat dendogram untuk
mengetahui hubungan antar filum tersebut.
HASIL
Berdasarkan hasil pengamatan secara
langsung terhadap spesimen Filum Echinodermata dan Filum Mollusca, dapat teridentifikasi
setiap bagian tubuhnya sebagai karakter morfologi khusus yang dimilikinya (lihat
tabel 1.1). Karakter morfologi yang dimiliki setiap spesimen dapat membantu
menemukan klasifikasinya. Adapun spesimen yang diamati dari Filum Echinodermata
yaitu spesies Ophiocoma echinata, Holothuria indica, dan Arbacia sp. Spesimen
yang diamati dari Filum Mollusca yaitu spesies Loligo sp., Anodonta anatina,
dan Achantina fulica lihat tabel 1.2.
Karakter
morfologi dari setiap spesimen Filum Echinodermata dan Filum Mollusca dapat memperlihatkan
hubungan kekerabatan dan evolusi perkembangan hewan invertebrata dari karakter
yang paling simple sampai paling kompleks. Pada Filum Echinodermata spesies Ophiocoma
echinata (bintang ular) yang memiliki karakter morfologi paling
simple dan spesies Holothuria indica (teripang) memiliki morfologi paling
kompleks lihat gambar 1.3. Pada Filum Mollusca spesies Achantina fulica (siput/bekicot)
yang memiliki karakter morfologi paling simple dan spesies Anodonta
anatina yang memiliki morfologi paling kompleks lihat gambar 1.4
Tabel 1.1 keterangan bagian-bagian tubuh dari tiap spesimen Filum Echinodermata dan
Filum Mollusca
Filum Echinodermata
|
|
Ophiocoma echinata
|
|
Arbacia sp.
|
|
Holothuria indica
|
|
Filum Mollusca
|
|
Achantina fulica
|
|
Loligo sp.
|
|
Anodonta anatina
|
Tabel 1.2 keterangan karakter morfologi dan klasifikasi dari tiap spesimen Filum
Echinodermata dan Filum Mollusca
No
|
Nama
Spesimen & Locality
|
Karakter
Morfologi
|
Klasifikasi
|
1.
|
Ophiocoma
echinata
(Bintang
ular)
(di
Papuma)
|
- Tubuh
bagian aboral berwarna cokelat kehitaman dan bagian oral berwarna putih
keabu-abuan
- Lengan
ada 5 seperti cambuk dengan duri-duri atau kaki tabung
- Simetri
tubuh radial
|
Kingdom:
Animalia
Phylum:
Echinodermata
Class:
Ophiuroidea
Ordo:
Ophiurida
Family:
Ophiocomidae
Genus:
Ophiocoma
Spesies:
Ophiocoma echinata
|
2.
|
Holothuria
indica
(Teripang)
(di
Papuma)
|
- Tubuh
bagian dorsal berwarna cokelat muda dengan garis hitam dan bagian ventral
berwarna hitam dengan bintik
- Anus
dan mulut terletak di ujung yang berbeda, posterior letak anus dan anterior
letak mulut
- Memiliki
duri mikroskopis
- Simetri
tubuh radial
|
Kingdom:
Animalia
Phylum:
Echinodermata
Class:
Holothuroidea
Ordo:
Family:
Genus:
Holothuria
Spesies:
Holothuria indica
|
3.
|
Arbacia
sp.
(Landak
laut)
(di
Papuma)
|
- Tubuh
berwarna hitam keunguan
- Duri
berwarna putih keunguan
- Bentuk
tubuh bulat
- Simetri
tubuh radial
|
Kingdom:
Animalia
Phylum:
Echinodermata
Class:
Echinoidea
Ordo:
Arbacioida
Family:
Arbaciadeae
Genus:
Arbacia
Spesies:
Arbacia sp.
|
4.
|
Loligo
sp.
(Cumi-cumi)
(di
Pasar Balung)
|
- Panjang
matel 10 cm
- Panjang
Standar 17 cm
- Panjang
total 25,5 cm
- Tubuh
berwarna putih dengan bercak ungu
- Simetri
tubuh bilateral
|
Kingdom:
Animalia
Phylum:
Mollusca
Class:
Cepalophoda
Ordo:
Teuthida
Family:
Loliginiade
Genus:
Loligo
Spesies:
Loligo sp.
|
5.
|
Anodonta
anatina
(Kerang)
(di
Perikanan
Rambigundam)
|
- Tubuh
bercangkang dengan bentuk oval
- Tubuh
berwarna hitam keputihan
- Simetri
tubuh bilateral
|
Kingdom:
Animalia
Phylum:
Mollusca
Class:
Bivalvia
Ordo:
Unionoida
Family:
Unionidae
Genus:
Anodonta
Spesies:
Anodonta anatina
|
6.
|
Achantina
fulica
(Siput/bekicot)
(di
Sawah
Kebun
Agung)
|
- Tubuh
terdiri dari cangkang yang berbentuk kerucut dan bentuk tubuh mengikuti
bentuk cangkang
- Tubuh
berwarna cokelat kehitaman dengan corak kekuningan
- Simetri
tubuh bilateral
- Panjang
cangkang 6,5 cm
- Lebar
putaran cangkang 2 cm
- Memiliki
2 pasang tentakel, 1 pasang tentakel panjang sebagai indera penglihat, 1
pasang tentakel pendek sebagai indera peraba dan pembau
|
Kingdom:
Animalia
Phylum:
Mollusca
Class:
Gastropoda
Ordo:
Achatinoidea
Family:
Achatinidae
Genus:
Achantina
Spesies:
Achantina fulica
|
Gambar 1.3 Hubungan
kekerabatan dan evolusi dari tiap
spesimen Filum Echinodermata
Gambar 1.4 Hubungan
kekerabatan dan evolusi dari tiap
spesimen Filum Mollusca
PEMBAHASAN
Ophiocoma echinata adalah salah
satu bintang rapuh yang lebih besar, ukuran diameter cakramnya hingga 32 mm dan
150 mm panjang lengan. Bintang rapuh berduri ini membagi tubuh dengan 5
lengan yang berpusat dari cakram pusat. Sisi aboral atau atas berwarna
coklat gelap dan kadang-kadang berbintik-bintik dengan warna yang lebih terang
dan permukaan mulut atau bawah berwarna putih. Mulut terletak di permukaan
mulut dan terdiri dari 5 rahang segitiga, masing-masing dengan kolom tengah
gigi. Lengan memanjang keluar dari rahang berotot dan ditutupi oleh 4
baris perisai, atau pelat berkapur. Setiap sendi lengan memiliki deretan
vertikal dari 4 duri di kedua sisinya. Panjang duri merosot ke arah ujung
lengan dan tulang belakang yang paling dekat ke mulut berbentuk seperti klub (Buckert,
A. 2003).
Holothuria
indica
adalah
kelompok hewan invertebrata laut dari kelas Holothurioidea (Filum Echinodermata).
Bentuk tubuh teripang secara umum adalah silindris, memanjang dari ujung mulut
ke arah anus (orally-aborally). Mulut terletak di ujung bagian depan (anterior),
dan anus di ujung bagian belakang (posterior). Tubuh teripang berbentuk
simetri lima belahan menjari (pentamerous radial symmetry) dengan sumbu
aksis mendatar (horizontal). Namun bentuk simetri tersebut termodifikasi oleh
lempeng tegak (dorsoventral plane) sehingga nampak sebagai belahan
simetri (bilateral symmetry). Selain radial simetri tersebut,
karakteristik lain adalah adanya bentuk skeleton dan sistem saluran air (water-vascular
system). Skeleton pada teripang termodifikasi dalam bentuk spikula yang
mikroskopis dan tersebar dalam seluruh dinding tubuh (Prapto, 2007).
Landak laut (Arbacia sp.) adalah
hewan anggota kelas Echinoidea, merupakan salah satu dari lima kelas
yang ada dalam Phylum Echinodermata (invertebrata). Hewan ini berbentuk
bulat (radial pentamerous) dan seluruh tubuhnya dipenuhi oleh duri. Tubuh
berbentuk seperti bola, padat dan tertutup test endoskeletal atau
cangkang yang terbuat dari lempeng sempurna tertutup. Memiliki cangkang yang
keras berkapur, dan dipenuhi dengan duri-duri. Tubuhnya terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian oral, aboral, dan bagian diantara oral dan aboral. Pada
bagian tengah sisi aboral terdapat sistem apikal dan pada bagian tengah sisi
oral terdapat sistem peristomial. Lempeng-lempeng ambulakral dan interambulakral
berada diantara sistem apikal dan sistem peristomial. Landak laut biasanya
berukuran dari 6 sampai 12cm, meskipun spesies terbesar bisa mencapai 36cm (Wirda,
2013).
Anodonta
anatina
memiliki cangkang yang lebih lonjong dari A. cygnea ,
dengan umbos hampir sentral. Periostracum mengkilap, lebih sering berwarna
hijau daripada coklat. Shell lebih tebal di depan dari belakang dan
menjadi lebih tebal ke arah margin yang lebih rendah. Cangkang oval Anodonta anatina sangat besar dan relatif tipis. Karakter lainnya
yaitu memiliki periostarcum yang mengkilap dan
biasanya dengan warna hijau. Shell lebih tebal di depan
dari
pada di belakang dan menjadi lebih tebal ke arah margin
yang lebih rendah dan
juga dapat dilihat dengan memegang cangkang di depan
sumber cahaya yang kuat.
Anodonta anatina umumnya memiliki ukuran 70 -130 mm
(Anderson, R., 2016).
Achatina fulica adalah hermaprodit
protandrous yaitu memiliki organ seksual jantan dan betina dengan organ seksual
jantan matang lebih awal. Achatina fulica memiliki ukuran cangkang bisa mencapai 20 cm
(8 inci) panjangnya dan 12 cm (hampir 5 inci) dalam diameter maksimum. Umumnya
ada tujuh hingga sembilan lingkaran dan jarang sebanyak sepuluh lingkaran. Dimasa
remaja umumnya memiliki cangkang yang lebih tipis, lebih tembus cahaya dan
lebih rapuh. Meskipun warna kulit mungkin bervariasi karena kondisi lingkungan
dan pola makan, umumnya warnanya coklat kemerahan dengan garis
kekuning-kuningan, garis vertikal (aksial). Achatina fulica memiliki dua pasang tentakel, satu pasang
pendek pendek yang taktil dan chemotactic, dan satu lagi pasangan atas dengan
bintik-bintik mata di ujung. Tubuh itu sendiri lembab, berlendir dan kenyal.
Warna tubuh dapat berupa coklat belang-belang atau lebih jarang warna krim
pucat. Cangkang yang lebih luas cenderung memiliki columella yang lebih cekung.
Columella dan kalus parietal berwarna putih atau putih kebiru-biruan (petsnails,
2018).
Cumi cumi (Loligo sp.) merupakan
sumber daya ikan dari kelompok hewan cephalopoda, cephalopoda dalam bahasa yunani berarti
"kaki kepala" hal ini karena kakinya yang terpisah menjadi sejumlah
tangan yang melingkari kepala. Tubuhnya yang lunak diselimuti oleh lapisan
pelindung tebal yang dibawahnya air dalam jumlah besar disedot dan disemburkan
oleh otot-otot yang kuat, sehingga dapat memungkinkan cumi cumi untuk bergerak
mundur. Cumi-cumi memiliki bentuk tubuh yang berbentuk pipa, kepala yang
berkembang sempurna, dan 10 tangan panjang di kepala yang bermangkuk penghisap.
Cumi-cumi menghisap air melalui rongga pusat tubuhnya, rongga mantel dan
memaksanya keluar melalui suatu pembuluh yang lentur yang disebut dengan sifon.
Sirip yang terdapat pada cumi-cumi merupakan 2 perluasan mantel seperti kuping
yang kemudian digunakannya sebagai pergerakan hewan ini. Matanya tidak memiliki
kelopak mata namun ia terlihat seperti mata manusia (Meitri, 2012).
Berdasarkan hasil pengamatan, melalui
karakter yang dimiliki, pada spesimen filum Echinodermata diketahui bahwa spesies
Ophiocoma echinata memiliki hubungan dekat dengan Arbacia sp. dari
pada dengan Holothuria indica. Spesies Ophiocoma
echinata merupakan spesies yang memiliki karakter paling simpel dan
spesies Holothuria indica yang memiliki karakter
paling kompleks. Pada spesimen filum Mollusca diketahui bahwa Achatina
fulica memiliki hubungan sister dengan Loligo sp. karena sama-sama
memiliki mata, tentakel, dan bagian kepala yang terlihat jelas. Akan tetapi,
spesies Anodonta anatina yang memiliki karakter paling
kompleks dari spesies lainnya.
SIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa spesimen temuan
telah teridentifikasi bahwa spesimen Filum Echinodermata bahwa terdiri dari
spesies Ophiocoma echinata, Holothuria indica, dan
Arbacia sp. Pada spesimen Filum Mollusca
teridentifikasi bahwa terdiri dari spesies Loligo sp., Anodonta
anatina, dan Achantina fulica. Hubungan
kekerabatan (kladogram) pada spesimen filum Echinodermata diketahui
bahwa spesies Ophiocoma echinata memiliki hubungan dekat dengan Arbacia
sp. dari pada dengan Holothuria
indica. Pada spesimen filum
Mollusca diketahui bahwa Achatina fulica memiliki hubungan sister dengan
Loligo sp. Evolusi dari tiap filum teridentifikasi
bahwa pada filum Echinodermata spesies Holothuria
indica memiliki karakter paling kompleks. Pada filum Mollusca
spesies Anodonta anatina yang memiliki karakter paling kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
A,
Buckert, 2003. Ophiocoma echinata (On-line),
Animal Diversity Web
Ophiocoma echinata Diakses melalui http://animaldiversity.org/accounts/Ophiocoma_echinata/pada
tanggal 21 April 2018.
Az
Umagap, Wirda, 2013. Keragaman Spesies Landak Laut (Echinoidea) Filum Echinodermata
Berdasar Morfologi Di Perairan Dofa Kabupaten Kepulauan Sula. Jurnal ßIOêduKASI
Vol 1 (2) : 2301-4678. Diakses melalui http://download.portalgaruda.org/article.php?article=338530&val=7064&title=KERAGAMAN%20SPESIES%20LANDAK%20LAUT%20(Echinoidea)%20FILUM%20ECHINODERMATA%20BERDASAR%20MORFOLOGI%20DI%20PERAIRAN%20DOFA%20KABUPATEN%20KEPULAUAN%20SULA
pada tanggal 21 April 2018.
Darsono, Prapto, 2007. Teripang (Holothuroidea) : Kekayaan Alam Dalam
Keragaman Biota Laut. Jurnal Oseana Volume XXXII (2) : 1 – 10. Diakses melalui http://oseana_xxxii(2)1-10.pdf
pada tanggal
21 April 2018.
Fernandez,
LP, 2008. Filum Echinodermata Artikel. Diakses melalui http://e-journal.uajy.ac.id/8055/3/BL200518.pdf
pada tanggal 21 April 2018.
Gordon
Ramel, Mr, 2017. The Phylum Mollusca.
Diakses
melalui https://www.earthlife.net/inverts/mollusca.html pada tanggal 21
April 2018.
Karya
Tulis Ilmiah, 2018. Pengertian/Definisi Moluska Artikel. Diakses
melalui https://karyatulisilmiah.com/pengertiandefinisi-moluska/?upm_export=pdf
pada tanggal 21 April 2018.
Mulcrone,
R., 2005. Echinodermata (On-line), Animal Diversity Web. Diakses melalui http://animaldiversity.org/accounts/Echinodermata/
pada tanggal 21 April 2018.
Petsnails,
2018. Achatina (Lissachatina) fulica (Bowdich, 1822)
East-African Land snail.
Diakses melalui http://www.petsnails.co.uk/species/achatina-fulica.html pada tanggal
21 April 2018.
R.,
Anderson, (2016). Anodonta anatina (Linnaeus
1758) MolluscIreland. Diakses melalui http://www.habitas.org.uk/molluscireland/species.asp?ID=13 pada tanggal 21
April 2018.
Setiyo,
Meitri, 2012. Cumi cumi (Loligo sp.). Diakses melalui http://www.dunia-perairan.com/2012/12/cumi-cumi.html
pada tanggal 21 April 2018.
Triana,
Rani, 2015. Identifikasi Echinodermata di selatan Pulau Tikus,
Gugusan Pulau
Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta. Jurnal PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1
(3): 455-459. Diakses melalui http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/M/M0103/M010313.pdf.
pada tanggal 21 April 2018.
What makes a good casino and what makes a good game
BalasHapusA good casino and what makes a good game is that 서산 출장샵 its 김포 출장샵 rules. · 논산 출장마사지 The 충청남도 출장마사지 rules are always for a minimum of 3 players. · The rules 원피스 바카라 are very simple and