Identifikasi Spesimen Filum Arthropoda
Identifikasi Spesimen dari Beberapa Kelas Filum
Arthropoda
Nur Fiqhia Miftahul
Jannah
Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan , Institut Agama Islam Negeri Jember
NIM: T20158032
ABSTRAK
Tujuan praktikum ini yaitu untuk
mengidentifikasi spesimen dari filum Artropoda melalui karakter morfologinya
berdasarkan kunci identifikasi. Tujuan lainnya yaitu mengklasifikasikan mulai
dari tingkat kingdom hingga spesies dan membuat dendogram dari tiap spesiemen filum
Arthropoda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pengamatan
secara langsung menggunakan alat indera dengan bantuan keca pembesar atau lup.
Hasil dari pengamatan ini yaitu peneliti dapat mengidentifikasi spesimen
melalui karakter morfologinya, sehingga dapat membantu klasifikasi spesimen
mulai dari tingkat Kingdom hingga spesies berdasarkan kunci identifikasi
morfologinya. Oleh karena itu, kegiatan penelitian dengan metode pengamatan
terhadap spesimen filum Arthropoda melalui karakter morfologinya dapat
mempermudah menemukan klasifikasi spesimen berdasarkan kunci identifikasi
morfologinya.
Kata kunci: Identifikasi; Arthropoda; Kelas
PENDAHULUAN
Identifikasi
adalah proses pengenalan, menempatkan obyek atau individu dalam suatu kelas
sesuai dengan karakteristik tertentu. ( Menurut JP Chaplin yang diterjemahkan
Kartini Kartono yang dikutip oleh Uttoro 2008 :8). Menurut Poerwadarminto
(1976: 369) “ identifikasi adalah penentuan atau penetapan identitas seseorang
atau benda”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa identifikasi adalah suatu proses
penentuan identitas suatu individu dalam suatu kelas sesuai karakter yang
dimilikinya. Begitu pula terhadap spesimen- spesimen filum Arthropoda yang
memiliki karakter berbeda sesuai dengan golongannya masing-masing.
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro
yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan
yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki
kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah
diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di
darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan
sampai kedalaman 10.000 meter. Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa
diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran
kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda. Hewan Artrhopoda memiliki bentuk
tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh
ditutupi lapisan kutikula atau disebut zat kitin yang merupakan rangka luar
(eksosketelon) (Qiptiyah, 2014). Arthropoda terdiri dari 15 kelas yaitu kelas Merostomata, Arachnida,
kelas Pycnogonida, kelas Branchiopoda, kelas Copepoda, kelas Ostracoda, kelas Cirripedia,
kelas Malacostraca, kelas Onychophora, kelas Diplopoda, kelas Chilopoda, kelas
Pauropoda, kelas Symphila, kelas Entomorpha, dan kelas Insecta, serta subfilum
Trilobita yang hanya diketahui dari fosil (Upik, 2010).
Arachnida diambil dari kata Yunani yaitu Arachne
berarti laba-laba. Beberapa jenis yang termasuk Arachnida ialah kalajengking,
laba-laba, caplak, dan sebagainya. Tubuhnya terdiri dari dua bagian yaitu
cephelothorax dan abdomen, serta tidak ada antena (Rusyana, 2014). Laba-laba
ditemukan hampir di seluruh permukaan bumi dari daerah kutub hingga daerah
padang pasir yang kering. Laba-laba terutama berlimpah di tempat yang banyak
vegetasi. Sampai saat ini sekitar 37.000 spesies laba-laba telah diberi nama,
diyakini jumlah itu baru seperempat dari jumlah laba-laba yang ada di dunia (M
Aswad, 2014). Laba-laba termasuk dalam
filum Arthropoda, kelas Arachnida, dan ordo Araneae (Hawkeswood,
2003).Berdasarkan pola hidupnya, laba-laba terbagi menjadi laba-laba pembuat
jaring dan laba-laba pemburu (tidak membuat jaring).Tubuh laba-laba hanya
terbagi dalam dua bagian yaitu prosoma (cephalothorax) dan opisthosoma
(abdomen)yang terhubung oleh pedicel. Karakter taksonomi yang
umum untuk mengidentifikasi laba-laba yaitu bentuk epigynum, spineret, abdomen,
warna karapas, dan ukuran tubuh (C Kurniawan, 2014).
Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang.
Crustacea disebut juga hewan bercangkang. Telah dikenal kurang lebih 26.000
jenis Crustacea yang palingumum adalah udang dan kepiting. Habitat Crustacea
sebagian besar di air tawardan air laut, hanya sedikit yang hidup di darat.
Tubuh Crustacea bersegmen(beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan
dada menjadi satu) sertaabdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh
besar dan lebih lebar,sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit. Pada
bagian kepala terdapatbeberapa alat mulut, yaitu: 2 pasang antenna, 1 pasang
mandibula, untukmenggigit mangsanya, 1 pasang maksilla, 1 pasang maksilliped.
Maksilla danmaksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan
makanan kemulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen)
danberfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan (Zaldi, 2010).
Insecta (dalam bahasa latin, insecti; serangga),
yang merupakan salah satu kelas dari phylum (filum) Arhtropoda. Hewan yang
termasuk kelas lnsecta memiliki ciri khusus yaitu kakinya berjumlah enam atau
tiga pasang yang menyebabkannya disebut Hexapoda (hexa: enam, podos: kaki).
Kaki-kaki itu terdapat masing-masing sepasang pada tiga ruas thorax
(thoraks/dada) serangga yaitu dari depan ke belakang: prothoraks, mesothoraks
dan metathoraks. Tubuh Insecta mengalami proses tagmatisasi atau tagmois yang
menyebabkan tubuh serangga terbagi atas tiga bagian, yaitu yaitu caput
(kepala), thorax (toraks/dada), dan abdomen. Pada kepala terdapat organ yang
berkembang baik, yaitu sepasang antenao mata majemuk (mata faset), dan mata
tunggal (oseli).Insecta memiliki organ perasa berupa palpus. Insecta yang
memiliki sayap pada segmen kedua (mesothorax)dan ketiga (metathorax).Bagian
abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh, namunpadanya terdapat spirakel
(lubang pernapasan yang menuju tabung trachea (trakea) (alatpernapasan pada
Insecta), tubula malpighi(alat ekskresi yang melekat pada bagian posterior
saluran pencernaan).Sistem sirkulasi darahnya terbuka.Organ kelaminnya dioseus
(jantan dan betida terpisah) (Indarmawan, 2013).
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian terhadap spesimen yaitu
di laboratorium Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan pada hari Senin tanggal 23 April
2018 pada pukul 10.30-12.00 wib. Alat-alat yang digunakan yaitu lup, baki
(papan seksi), pinset, dan silet. Bahan yang digunakan untuk penelitian yaitu
spesimen filum Arthropoda.
Penelitian yang dilakukan dengan mengamati
karakteristik morfologi spesimen yang telah diletakkan diatas papan seksi (baki)
menggunakan kaca pembesar (lup). Adapun karakter morfologi yang diamati untuk
filum Arthropoda meliputi bagian tubuh
atau segmen yang meliputi chepal, thorax, dan abdomen, simetri tubuh, warna
tubuh, jumlah kaki dan ukuran tubuhnya. Setelah melakukan pengamatan terhadap
karakter morfologi tubuhnya, hasil digambarkan pada tabel dengan memberi
keterangan pada setiap bagian tubuhnya. Dengan mengetahui karakteristik morfologi
tubuh spesimen, maka akan mempermudah menemukan klasifikasi spesimen mulai
tingkat Kingdom sampai spesies melalui kunci identifikasi. Kemudian, membuat
dendogram untuk mengetahui hubungan antar kelas dalam filum tersebut.
HASIL
Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung
dapat teridentifikasi bahwa spesimen-spesimen tersebut adalah spesises Nephila
pilipes, Penaeus sp., Eurema daira, dan Valange sp.. Diketahuinya
nama-nama spesies tersebut karena dilihat dari karakter morfologi yang dimilikinya,
sehingga dapat ditemukan pula klasifikasinya. Hal ini dijelaskan lebih
terperinci pada tabel 1.1. Adapun karakter morfologinya dapat dilihat lebih
jelas pada gambar 1.1 setelah mengetahui karakter morfologinya, maka akan lebih
mudah membuat dendogram yang berisi tentang evolusi perkembangan antar spesies
mulai dari yang memiliki karakter morfologi paling sederhana hingga paling
kompleks lihat gambar 1.2
Tabel 1.1 karakter terperinci dari tiap spesies Filum Arthropoda
No
|
Nama
spesimen dan Locality
|
Karakter
morfologi
|
Klasifikasi
|
1.
|
Laba-laba penenun (Nephila pilipes)
Di
belakang Lab. IAIN
|
- Memiliki
2 bagian tubuh:
chepalothorax dan
abdomen
- Memiliki
4 pasang kaki
- Warna
tubuh hitam dengan
bintik kuning
- Simetri
tubuh bilateral
- Memiliki
mata lebih dari 2
- Memiliki
sepasang palpus
bukan antena
- Memiliki
spiner (pembuat
jaring)
|
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Arachnida
Ordo
: Araneae
Famili
: Araneidae
Genus
: Nephila
Spesie
: Nephila pilipes
|
2.
|
Udang laut
(Penaeus
sp.)
Di
Pasar
Gumelar
|
- Memiliki
2 bagian tubuh:
chepalothorax dan
abdomen
- warna
tubuh putih kemerahan
- memiliki
6 pasang kaki jalan (pereopods)
- memiliki
5 pasang kaki renang (pleopods)
- memiliki
sepasang antena
- memiliki
bagian anterior dan posterior tubuh
- simetri
tubuh bilateral
|
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Crustacea
Ordo
: Decapoda
Famili
: Penaeidae
Genus
: Penaeus
Spesie
: Penaeus sp.
|
3.
|
Kupu-kupu kuning
(Eurema
daira)
Di
Kampus IAIN
|
- Memiliki
3 bagian tubuh:
Chepal, thorax,
dan abdomen
- Warna
tubuh hitam dengan sayap kuning bertepi hitam
- Simetri
tubuh bilateral
- Memiliki
proboscis
- Memiliki
metamorfosis
Sempurna
- Memiliki
sepasang antena
- Memiliki
sepasang sayap
- Memiliki
6 kaki
|
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lapidoptera
Famili
: Pieridae
Genus
: Eurema
Spesie
: Eurema daira
|
4.
|
Belalang kayu
(Valange
sp.)
Di
Kampus IAIN
|
- Memiliki
3 bagian tubuh:
- Chepal,
thorax, dan abdomen
- Warna
tubuh cokelat dengan
Coretan hitam
- Simetri
tubuh bilateral
- Memiliki
sepasang antena
- Memiliki
sepasang sayap
- Memiliki
ovipositor
- Memiliki
6 kaki
|
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Opthopthera
Famili
: Acrididae
Genus
: Valanga
Spesie
: Valanga sp.
|
Gambar
1.1 karakter morfologi melalui foto dari tiap spesies Filum Arthropoda
a. Laba-laba penenun (Nephila pilipes)
b. Udang laut (Penaeus sp.)
c. Kupu-kupu kuning (Eurema daira)
d. Belalang kayu (Valange sp.)
Gambar
1.2 hubungan kekerabatan antar spesies dalam Filum Arthropoda
PEMBAHASAN
Filum Arthropoda memiliki sekitar 15 kelas dengan
1 subfilum. Dari sekian banyak kelas terdapat tiga kelas yang ditemukan melalui
spesimen-spesimen bahan pengamatan diantaranya kelas Arachnida, Crustacea, dan
Insecta. Spesimen dari kelas Arachnida yaitu laba-laba penenun (Nephila
pilipes), kelas Crustacea yaitu udang laut (Penaeus sp.), dan kelas
Insecta yang terdiri dari kupu-kupu kuning (Eurema daira) dan belalang
kayu (Valanga sp).
Laba-laba penenun (Nephila pilipes)
memiliki karakter morfologi yaitu memiliki 2 bagian yang tubuh
teridiri dari chepalothorax dan abdomen serta memiliki 4 pasang kaki. Warna tubuhnya hitam dengan
bintik kuning dibagian dorsalnya serta memiliki simetri tubuh bilateral. Sebagai karakarter morfologi khusus yang hanya
dimiliki olehnya yaitu memiliki sepasang palpus yang bukan
suatu antena, memiliki mata lebih dari 2 dan memiliki spiner
yaitu organ dibagian posteriornya sebagai pembuat jaring laba-laba.
Laba-laba penenun (Nephila pilipes)
memiliki hubungan sister atau hubungan lebih dekat dengan udang laut (Penaeus
sp.) karena bagian tubuhnya hanya terdiri dari dua bagian yaitu chepalothorax dan abdomen. Hanya saja udang laut (Penaeus sp.)
adalah spesies yang lebih dulu ada atau lebih sederhana dari pada Laba-laba penenun
(Nephila pilipes). Karakter morfologi yang dimiliki oleh udang laut (Penaeus
sp.) yaitu warna tubuh putih kemerahan, simetri tubuh
bilateral, memiliki 6 pasang kaki jalan (pereopods) dan memiliki 5 pasang kaki renang (pleopods), dan memiliki
sepasang antena.
Karakter morfologi inilah yang menjadi karakter khusus yang hanya dimiliki oleh
udang laut.
Pada kelas Insecta
terdapat dua spesies yaitu kupu-kupu kuning (Eurema daira) dan belalang
kayu (Valanga sp). Kedua spesies ini berkerabat dekat atau memiliki
hubungan sister, karena selain satu kelas kedua spesies ini memiliki kemiripan
karakter morfologi. Karakater tersebut yaitu sama-sama memiliki 3 bagian tubuh
terdiri dari chepal, thorax, dan abdomen, memiliki sepasang sayap, dan memiliki
6 kaki. Adapun karakter khusus yang dimiliki oleh kupu-kupu kuning (Eurema
daira) yaitu memiliki proboscis (organ penghisap yang digunakan untuk
menghisap sari-sari sebagai bahan makanannya. Karakter khusus yang dimiliki oleh
belalang kayu (Valanga sp) yaitu memiliki
ovipositor sebagai organ pembeda antara belalang jantan dan betina.
SIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa melalui karakter
morfologi yang dimiliki setiap spesies akan membantu mempermudah menemukan
klasifikasinya dan hubungan kekerabatnya dengan spesies lainnya. Adapun spesies-spesies
yang telah teridentifikasi yaitu dari kelas Arachnida ada laba-laba penenun (Nephila
pilipes), kelas Crustacea ada udang laut (Penaeus sp.), dan kelas
Insecta yang terdiri dari kupu-kupu kuning (Eurema daira) dan belalang
kayu (Valanga sp). Hubungan kekerabatan yang tejalin yaitu laba-laba
penenun (Nephila pilipes) memiliki hubungan sister dengan (Penaeus
sp.), sedangkan kupu-kupu kuning (Eurema daira) memiliki hubungan
sister dengan belalang kayu (Valanga sp).
C
Kurniawan. 2014. Eksplorasi Laba-laba (Araneae) di Hutan Sebelah Darat Desa
LinggaKecamatan Sungai Ambawang. Diakses melalui http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jprb/article/viewFile/6818/7022
pada tanggal 09 Mei 2018.
Indarmawan. 2013. Materi Pembelajaran Insecta untuk
Penguatan. Diakses melalui http://bio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Materi%20Pembelajaran%20Insecta%20untuk%20Penguatan%20Siswa%20SMP%20AL%20Irsyad%20Purwokerto%20dalam%20Ajang%20Olimpiade%20Tingkat%20Propinsi-.pdf. pada
tanggal
09 Mei 2018.
Kesumawati Hadi, Upik. 2010.
Pengenalan Arthropoda dan Biologi Serangga. Diakses melalui http://upikke.staff.ipb.ac.id/files/2010/12/Pengenalan-arthropoda-dan-biologi-serangga.pdf pada
tanggal 09 Mei 2018.
M Aswad. 2014. Komunitas Laba-Laba (Arachnida: Araneae). Diakses
melalui https://media.neliti.com/media/publications/115951-ID-komunitas-laba-laba-arachnida-araneae-pa.pdf.
pada tanggal 09 Mei 2018.
Qiptiyah, M. 2014. Arthropoda. Diakses melalui http://etheses.uin-malang.ac.id/418/7/10620075%20Bab%202.pdf pada tanggal 09 Mei 2018.
Rusyana,
Adum. 2014. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Zaldi.
2010. Avertebrata Air “Crustacea”. Diakses melalui https://zaldibiaksambas.files.
wordpress.com/2010/10/crustacea.pdf pada tanggal 09 Mei 2018
laporannya lengkap dan rapi sekali kak
BalasHapusberita korea utara terbaru