Identifikasi Kodok dan Katak
Identifikasi Kodok dan Katak Berdasarkan
Karakter Morfologinya
Nur Fiqhia Miftahul
Jannah
Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan , Institut Agama Islam Negeri Jember
NIM: T20158032
ABSTRAK
Tujuan praktikum ini yaitu untuk
mengidentifikasi kodok dan katak yang merupakan spesies dari ordo Anura berdasarkan
karakter morfologinya. Melalui karakter morfologinya akan mempermudah untuk
mengidentifikasi dan mengklasifikasikan mulai dari tingkat kingdom hingga
spesies menggunakan bantuan kunci identifikasi. Tujuan lainnya yaitu untuk
mengetahui perbedaan karakter diantara kodok dan katak. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu dengan pengamatan secara langsung menggunakan alat
indera dengan teknik pembiusan terlebih dahulu. Hasil dari pengamatan ini yaitu
peneliti dapat mengidentifikasi nama spesies melalui karakter morfologinya,
sehingga dapat membantu pengklasifikasian mulai dari tingkat Kingdom hingga
spesies berdasarkan kunci identifikasi morfologinya serta mengetahui perbeaan
karakter diantara keduanya. Oleh karena itu, kegiatan penelitian dengan metode
pengamatan terhadap kodok dan katak melalui karakter morfologinya dapat
mempermudah menemukan klasifikasi spesies dan karakter pembedanya
Kata kunci: Identifikasi; Kodok;
Katak
PENDAHULUAN
Identifikasi
adalah proses pengenalan, menempatkan obyek atau individu dalam suatu kelas
sesuai dengan karakteristik tertentu. ( Menurut JP Chaplin yang diterjemahkan
Kartini Kartono yang dikutip oleh Uttoro 2008). Menurut Poerwadarminto (1976) “identifikasi
adalah penentuan atau penetapan identitas seseorang atau benda”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa identifikasi adalah suatu proses penentuan identitas suatu
individu dalam suatu kelas sesuai karakter yang dimilikinya. Begitu pula kodok
dan katak yang memiliki karakter berbeda walaupun dalam satu ordo Anura dan
satu kelas Amfibi.
Amfibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang
tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat.
Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang
berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua
bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibia mempunyai
siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan. (Fadhilah, 2018).
Sebuah
keniscayaan amfibia hidup di dua alam, karena proses perkembangbiakan mereka di
air. Telur, yang bermetamorfosis menjadi amfibi muda menghabiskan hidupnya di
air sebelum berpindah ke daratan. Siklus hidup tersebut terus berlangsung selama
amfibia hidup. Terkadang masalah muncul ketika siklus hidup di dua alam ini
terjadi, yaitu mengatur keseimbangan proses pengeluaran dan pemasukan air dalam
tubuh. Di dalam air, seperti pada ikan air tawar, pemasukan air secara terus menerus
harus dikeluarkan dari glomerulus. Di daratan, air harus dipertahankan, dan
untuk ini amfibia mengurangi masukan darah ke glomerulus, dan dengan demikian
mengurangi laju filtrasi. Tentu saja, hal ini juga mengurangi aliran darah dari
glomerulus ke tubulus. Akan tetapi, fungsi tubulus harus dipertahankan dan
peningkatan aktivitas sistem portarenal tambahan memungkinkan hal ini (Syafa’at,
2017).
Anggota amphibia terdiri dari 4 ordo yaitu salah
satunya adalah Anura ( katak dan kodok). Ada 5 Famili yang terdapat di
indonesia yaitu Bufonidae, Megophryidae, Ranidae, Microhylidae dan
Rachoporidae. Ordo
Anura merupakan yang paling mudah ditemukan di Indonesia, yakni mencapai
sekitar 450 jenis atau 11% dari seluruh jenis Anuradi dunia. Ordo Caudata
merupakan satu-satunya ordo yang tidak terdapat di Indonesia. Amfibi sendiri merupakan
salah satu komponen penyusun ekosistem yang memiliki peranan sangat penting
bagi kelangsungan proses-proses ekologi. Secara ekologis, amfibi berperan
sebagai pemangsa konsumen primer seperti serangga atau hewan invertebrate
lainnya serta dapat digunakan sebagai bioindikator kondisi lingkungan (Roly, 2017).
Pada
penelitian kali ini, penulis akan membahas salah satu dari ordo dari amfibi
yaitu ordo Anura terspesifik pada famili Bufonidae dan Ranidae. Pembahasan akan lebih spesifik terhadap karakter
morfologi dari kedua famili dan pembeda antar keeduanya.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian terhadap spesimen yaitu
di laboratorium Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan pada hari Kamis tanggal 24
Mei 2018 pada pukul 10.30-12.00 wib. Alat-alat yang digunakan yaitu baki (papan
seksi), kapas, dan toples. Bahan yang digunakan untuk penelitian yaitu cloroform
(cairan bius), kodok dan katak hidup.
Penelitian dilakukan dengan mengamati
secara langsung karakteristik morfologi kodok dan katak yang merupaka anggota
Ordo Anura. Sebelum dilakukan pengamatan awalnya, kodok dan katak dibius
menggunakan cloroform, setelah pingsan kemudian diletakkan diatas papan seksi
(baki). Adapun karakter morfologi yang diamati yaitu, meliputi panjang tungkai belakang yang dibandingkan
dengan panjang badan, jumlah jari tungkai depan dan belakang, diameter kepala
dan timpani, lebar mata, keadaan kulit dan keberadaan seleput renang pada
kakinya. Setelah melakukan pengamatan terhadap karakter morfologi tubuhnya,
hasil digambar dan disertakan dengan keterangan pada setiap bagian tubuhnya.
Dengan mengetahui karakteristik morfologi tubuh antara kodok dan katak, maka
akan mempermudah menemukan klasifikasinya, mulai tingkat Kingdom sampai spesies
melalui kunci identifikasi. Kemudian, dengan karakter morfologinya pula akan
mempermudah menemukan perbedaan antara kodok dengan katak
HASIL
Berdasarkan hasil pengamatan,kodok dan
katak dari ordo Anura memiliki karakter morfologi yang berbeda. Perbedaan
antara keduanya dapat dilihat pada gambar 1.1. Karakter morfologi yang dimiliki
oleh kodok dan katak akan membantu menemukan nama spesies dari keduanya melalui
kunci identifikasi lihat tabel 1.1. Kodok dan katak memiliki nama spesies yang
cukup banyak. Oleh karena itu, pengidentifikasian karakter morfologi melalui
kunci identifikasi sangat dibutuhkan untuk menentukan nama spesies yang pasti
untuk kedua binatang ini. Karakter morfologi dan klasifikasi yang telah
ditemukan melalui kunci identifikasi lebih terperinci dapat dilihat pada tabel
1.2
Gambar
1.1 foto dari kodok dan katak serta bagian-bagian tubuh luarnya (morfologi
luar)
Tabel
1.1 kunci identifikasi dari kodok dan katak
No
|
Nama
|
Kunci identifikasi
|
Penjelasan
|
1.
|
Kodok
|
- 1.b.
- 2.b. - 9.a.
- 1.b.
– 2.b. – 3.b. – 5.b.
|
- 1.b.
Berkaki.......................................................2
- 2.b.
Tidak mempunyai gigi maxila di rahang
atas.......................................................9
-
9.a. Glandula parotoid selalu ada,
kulit dengan tonjolan-tonjolan atau tuberkulum, gelang bahu
arciferal.........................Famili Bufonidae
- 1.b.
Sisi bawah kaki bervariasi tidak seperti
diatas.................................................................2
- 2.b.
Jari ke empat tidak seperti di atas, lubang hidung seperti demikian...................3
- 3.b.
Ujung jari tumpul, membulat atau membengkak, diskus tidak membesar sebagai
diskus trunkata..................................5
- 5.b.
Glandula paratoid dengan bentuk tertentu, badan gemuk.....................Genus
Bufo
|
2.
|
Katak
|
- 1.b.
– 2.a. – 3.b. – 4.b. – 5.b. – 7.b. – 8.a.
|
- 1.b.
Berkaki.......................................................2
- 2.a.
Mempunyai gigi maxila di rahang
atas.....................................................................3
- 3.b.
Jari2x dengan tuberkulum
subartikulare....................................................4
- 4.b.
Tidak mempunyai kartilago
interkalaris........................................................5
- 5.b.
Vomer tidak bergigi.................................7
- 7.b.
Jari kaki tidak dlengkapi dengan selaput renang, selaput renang hanya
mencapai dasar ruas jari-jari penultima dari jari ke
empat.....................................................8
- 8.a.
Ujung jari membesar membentuk diskus, bentuk seperti sepatu kuda, melekuk ke
dalam membentuk celah sirkum marginal, gelang bahu
firmisternal.............................................Famili Ranidae
|
Tabel
1.2 karakter terperinci dari tiap spesies kelas Amfibi
No
|
Nama dan
Locality
|
Karakter morfologi
|
Klasifikasi
|
1.
|
Kodok
Bufo sp.
(ditemukan
dibawah
tumpukan bebatuan lembab)
|
- Panjang
tungkai belakang: 5 cm
- Panjang
badan: 4,5 cm
- Jumlah
jari tungkai depan: 4
- Jumlah
jari tungkai belakang: 5
- Diameter
kepala: 1,5 cm
- Diameter
timpani: 0,4 cm
- Lebar
mata: 0,6 cm
- Tungkai
belakang tidak bersela-put
- Kulit
tubuh kasar dan dipenuhi bintil-bintil
|
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Amphibia
Ordo
: Anura
Famili
: Bufonidae
Genus
: Bufo
Spesie
: Bufo sp.
|
2.
|
Katak
Rana cancrivora
(ditemukan
di
sekitar
perairan
sawah)
|
- Panjang
tungkai belakang: 7,8 cm
- Panjang
badan: 3 cm
- Jumlah
jari tungkai depan: 4
- Jumlah
jari tungkai belakang: 5
- Diameter
kepala: 1,4 cm
- Diameter
timpani: 0,4 cm
- Lebar
mata: 0,5 cm
- Tungkai
belakang berselaput
- Kulit
tubuh halus, lembab, licin, dan bermotif
|
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Amphibia
Ordo
: Anura
Famili
: Ranidae
Genus
: Rana
Spesie
: Rana cancrivora
|
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, kodok
yang ditemui adalah anggota famili Bufonidae yaitu spesies Bufo sp.. Kodok
atau dalam istilah biologi disebut bufo memiliki ciri-ciri yaitu panjang
tungkai lebih panjang dari panjang tubuh, ukuran diameter timpani sepertiga
diameter matanya, tidak memiliki selaput renang pada tungkai belakngnya, dan
memiliki kulit yang kasar disertai bintil-bintil diseluruh tubuhnya.
Menurut Lilis (2006) Bufo yang biasa disebut kodok atau
bangkong mempunyai ciri: tubuh relatif kecil (gemuk) biasanya terestrial,
tetapi beberapa setengah akuatik (B.asper, B.Juxasper). Bufo mempunyai tekstur
kulit yang sangat kasar dan biasanya terdapat sepasang kelenjar paratoid yang
berfungsi untuk pertahanan. Tubuh Bufo tertutup oleh bintil besar dan kecil,
ukuranya bervariasi dari relatif kecil ( 40 mm ) sampai sangat besar (lebih
dari 300 mm). Kakinya tidak sesuai untuk meloncat, kodok inimeloncat – loncat
kecil dari satu tempat ketempat yang lain, warna tubuhnyahitam keabuan, coklat
keabuan atau coklat kemerahan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, katak
yang ditemui adalah anggota famili Ranaidae yaitu spesies Rana sp.. Katak atau dalam istilah biologi disebut rana
memiliki ciri-ciri yang sama dengan bufo yaitu panjang tungkai lebih panjang
dari panjang tubuh, ukuran diameter timpani sepertiga diameter matanya. Namun,
rana memiliki selaput renang pada tungkai belakangnya dan memiliki tubuh yang
halus, lembab, dan licin, juga terdapat corak yang bervariasi dan ada garis
horisontal pada tubuhnya.
Katak dan kodok memiliki perbedaan, dimana katak mudah
dikenal dari tubuhnya yang khas dengan memiliki empat kaki, leher yang tidak
jelas, mata cenderung besar,permukaan kulit licin dan berlendir.Sedangkan kodok
tekstur kulit kasar dan berbenjol yang diliputi bintil-bintil berduri, tangan
dan kaki cenderung lebih pendek dibandingkan dengan kaki katak lebih panjang (Egi,
2018). Perbandingan ini terlihat jelas pada gambar dan keterangan penjelasan. Ukuran tungkai katak
lebih panjang dari pada tungkai kodok. Hal ini karena katak mempergunakan
tungkai sebagai alat renangnya, selain itu pada tungkai katak juga terdapat
selaput renangnya.
SIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa melalui karakter
morfologi yang dimiliki setiap spesies akan membantu mempermudah menemukan
klasifikasinya. Adapun spesies-spesies yang telah teridentifikasi yaitu dari
kelas Amfibi ada kodok (Bufo sp.) dan katak (Rana sp.). Perbedaan
dari keduanya terlihat dari kulitnya yaitu kodok yang kulitnya kasar memiliki
bintil-bintil diseluruh tubuhnya, sedangkan katak memiliki kulit yang halus dan
lembab. Selain itu, kodok tidak memiliki selaput renang, sedangkan katak
memiliki selaput renang.
DAFTAR PUSTAKA
Fadhilah. 2018. Klasifikasi Familia Amphibi (Ordo Anura) Berdasarkan Ekstraksi Ciri Suara
Dengan MFCCs Menggunakan Naive Bayes Classiffier Method. Diakses melalui https://www.researchgate.net/profile/Fadhilah_Khairunnisa2/publication/324200732_KLASIFIKASI_FAMILIA_AMPHIBI_ORDO_ANURA_BERDASARKAN_EKSTRAKSI_CIRI_SUARA_DENGAN_MFCCs_MENGGUNAKAN_NAIVE_BAYES_CLASSIFFIER_METHOD_Studi_Kasus_Naive_Bayes_Classiffier_Method_dari_ciri_suara_ordo_anura_MF/links/5ac47951458515564eaf2f14/KLASIFIKASI-FAMILIA-AMPHIBI-ORDO-ANURA-BERDASARKAN-EKSTRAKSI-CIRI-SUARA-DENGAN-MFCCs-MENGGUNAKAN-NAIVE-BAYES-CLASSIFFIER-METHOD-Studi-Kasus-Naive-Bayes-Classiffier-Method-dari-ciri-suara-ordo-anura-M?origin=publication_detail
pada tanggal 05 Juni 2018
Mardinata, Roly. 2017. Keanekaragaman Amfibi (Ordo Anura) Di Tipe Habitatberbeda Resort Balik
Bukit Taman Nasional Bukitbarisan Selatan. Diakses melalui http://digilib.unila.ac.id/25852/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf.
pada tanggal 05 Juni 2018
Yudha
Winata, Egi. 2018. Jenis-Jenis Katak (Amphibi: Anura) Di Desa Kepenuhan
Hulu Kecamatan Kepenuhan Hulu Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Diakses
melalui https://media.neliti.com/media/publications/109460-ID-jenis-jenis-katak-amphibi-anura-di-desa.pdf.
pada tanggal 05 Juni 2018
Astri Kartiningtyas, Lilis. 2006. Palatabilitas
Bufo Melanostictus Terhadapbeberapa Macam Makanan Alami Dan Potensinyadalam
Mengendalikan Populasi Serangga. Diakses melalui http://lib.unnes.ac.id/3030/1/1637.pdf. pada
tanggal 05 Juni 2018
Ariful Huda, Syafa’at. 2017. Jenis
Herpetofauna Di Cagar Alam Dan Taman Wisata Alam Pengandaran Jawa Barat.
Diakses melalui http://dx.doi.org/10.24235/sc.educatia.v6i1.
1285 pada tanggal 05 Juni 2018
keren kak infonya lengkap sekali
BalasHapusberita pertahanan